Kenapa Saya Enggak Suka (Ngikutin) Drama Korea?

"Eh ada yang nonton bla bla bla...?" 
"Drakor apa, nih, yang lagi happening?" 
"Mau dong rekomendasi drakor..." 
"Udah nonton episod bla bla bla...?" 

Gimana, baca judul blogpost saya ini apakah ada yang merasa senasib? Ditengah-tengah teman yang suka nonton drama korea (drakor), saya jadi seperti hmmm apa ya istilahnya, kambing congek yang enggak ngerti apa-apa... :D 



Seriiing banget teman-teman di beberapa grup Whatsapp membicarakan drakor. Berbagai pertanyaan di atas rasanya kerap mewarnai perbincangan di grup. Begitu ada yang memulainya, saya pasti langsung menutup handphone saya kembali dan bergelut dengan kesibukan yang lain. Sesekali saya mengecek hp, saya terus men-scroll ke bawah sampai tidak ada lagi pembahasan tentang drakor. Fix, ya, saya bukan pecinta drakor dan enggak tertarik untuk mengikutinya... :)

Source: Pixabay_ JJuni

Kok, gitu, kan drakor banyak yang bagus-bagus ceritanya? Kan kamu jadi gak bisa ngikutin perbincangan sama teman-teman kamu? Enggak apa-apa. Saya enggak mau ikut-ikutan padahal saya sendiri juga enggak mau. Pernah, sih, saya mencobanya. Saya minta download-an drakor ke teman saya dan saya pun menyimpannya di laptop. Tahu enggak sampai sekarang saya bahkan belum membukanya, belum menontonya sama sekali. Judul drakor itu kayaknya The Heirs, deh. Hihihi... Bener enggak ada drakor dengan judul itu? 

Saat drakor apa tuh judulnya lupa, pokoknya drakor yang sempat booming bangeeeet. Ceritanya soal suster sama tentara, saya juga blas enggak nonton satu episode pun (jawab, dong please judulnya apa di komen. Saya sengaja enggak googling buat cari tahu, nih :D). Yes, katain aja saya kudet atau kuper, enggak apa- apaaa... :D 

Tapi saya bukannya antipati sama drakor, kok. Duluuu saya juga sempat nonton Full House sampai dua kali, Boys Before Flowers juga saya nonton, Coffee Prince malah bikin hati saya meleleh. 

Teruuus, kenapa dong saya enggak suka (ngikutin) drakor lagi? Mungkin berikut ini alasannya. 

1. Selera 
Hati aja bisa berubah, apalagi soal selera. Eeeaaaa... Iya, seperti yang saya bilang di atas kalau saya ini sempat suka dan nonton drakor waktu masih kuliah (bahkan nonton marathon dalam sehari nonton banyak episode!). Duh, rasanya ikutan happy dan senyum-senyum sendiri kalau si pemeran utama perempuannya lagi beruntung. Tapi langsung pingin di fast forward kalau dia lagi kena sial. LOL. Namun seiring berjalannya waktu, saya jadi merasa nonton drakor bukan lagi hal yang mau saya lakukan, bukan lagi hal yang penting bagi saya. Apalagi saya pun jadi suka nonton serial CSI dan sejenisnya. Kalau lagi senggang, saya juga lebih memilih nonton drama di Waku-Waku Japan (kayaknya saya lebih tertarik nonton dorama daripada drakor, deh). Mungkin selera saya berubah, dari yang senang lihat aktor Korea, jadi suka lihat Rick Castle atau lebih senang memandang wajah suami yang unyu. Hihihi... Drakor pun jadi terlupakan. 

Source: kpopmusic.com

2. Malas Download 
Mau punya wifi di rumah yang lebih kenceng dari Usain Bolt tapi tetap saja enggak ada pikiran untuk download drakor. Saya memang orang yang enggak mau ribet untuk urusan download. Saya pinginnya praktis saja, menyalakan tv langsung nonton atau pasang dvd tinggal duduk santai dan nonton, deh, sambil nyemil. Untuk urusan download film saya serahkan pada pak suami tersayang kalau lagi mau nonton film yang saya mau. Terserah, deh, mau download gimana caranya, saya terima jadi aja tinggal nonton depan tv atau laptop. :D Eh, tapi kan drakor juga ada di stasiun tv, bisa juga nonton di youtube, kan? Iya, sih, tapiiii... tetap aja enggak tertarik, gimana dong? Hehe... 

3. Enggak Ada Waktu 
Errr, enggak ada waktu atau bukan karena diprioritaskan? Banyak juga ibu rumah tangga atau ibu bekerja yang sudah punya anak dan sempat mengikuti drakor. Mungkin sebenarnya waktu ada saja tapi karena bukan prioritas, ya, enggak akan dilakukan. Biasanya saya ada waktu luang saat malam pas anak-anak sudah tidur. Tapi seringnya saya malah ikutan tidur juga. Terbangun di tengah malam karena si bungsu menyusui namun setelah ia kenyang dan tertidur, saya enggak bisa tidur lagi. Ada waktu luang, kan, tapi saya justru melakukan hal lain seperti bikin indomie (jangan ditiru!) atau nonton Trill (mana beraniiii? LOL). Saya juga sering melihat mbak-mbak dan pernah juga seorang mas yang nonton drakor di commuter line. Saya pun punya waktu luang sama dengan mereka. Tapi alih-alih nonton drakor, saya lebih memilih tidur (bahkan sambil berdiri sekalipun) serta nulis blog seperti yang saat ini sedang saya lakukan. Jadi, ya sudahlah memang enggak ada waktu buat nonton drakor... Hehe... 

4. Takut Kecanduan 
Menurut saya drakor bisa jadi candu buat penikmatnya (menurut saya aja lho ini, mungkin bagi yang suka nonton enggak gitu). Saat sudah selesai nonton satu atau dua episode rasanya pingin nonton episode-episode berikutnya sampai selesai. Saat satu serial sudah habis ditonton akan berlanjut ke serial-serial lainnya. Begitu seterusnya, seperti lingkaran yang tak putus. Saya takut aja jadi ketergantungan nonton drakor yang nantinya membuat hal-hal lain yang saya suka lakukan jadi terbengkalai (ini, sih, alasan ajaaaa.. :D).  

------ 

Teman-temanku tersayang penggemar drakor,
Meskipun aku enggak suka (ngikutin) drakor seperti kalian tapi kita masih bisa, lho, ngobrol hal lain seasyik dan seseru kalian ngobrolin drakor yang enggak aku ngerti itu. :D 

Love u, 
Temanmu yang lucu tapi enggak suka (ngikutin) drakor… :D 


-Bubu Dita-