Postingan

#MemesonaItu Selalu Bersyukur dan Menghargai Setiap Hembusan Napas Kehidupan

Gambar
Masih lekat diingatan saya suatu kejadian sekitar tujuh tahun lalu. Di ruang dokter salah satu rumah sakit  di Jakarta Selatan itu kami sekeluarga mendengar penjelasan dokter dengan seksama.  "Kalau tumornya ganas, mau tidak mau payudaranya harus diangkat."  Itulah yang dikatakan dokter dan seketika itu juga saya enggak tahu harus apa. Ada rasa enggak rela jika hal itu benar-benar terjadi. Namun demi kesembuhan mama, kami sekeluarga pun menyetujui tindakan yang dilakukan dokter. Dan ternyata apa yang saya takutkan benar-benar terjadi. Tumor itu sudah menjadi kanker dan payudara kiri mama pun diangkat. Pasca operasi mastektomi, perjuangan mama belum usai. Ia masih harus berdamai dengan kemoterapi. Tak hanya sekali tapi 6 kali ia menjalani proses kemoterapi. Selang infus ada di tangannya, selama beberapa jam mama hanya bisa terbaring dan setelah selesai efeknya pun mulai terasa. Mual, tidak bisa makan, letupan emosi. Begitu setiap kali seusai kemoterapi sel

Untuk Teman-teman Tersayang yang Belum Dikaruniai Momongan

Gambar
Siang itu seorang tetangga menceritakan kisahnya pada saya. Ia sudah 10 tahun menikah dan belum dikaruniai seorang anak. Hatinya gelisah. Sudah mencoba beberapa cara tapi belum membuahkan hasil. Mentalnya masih diuji dan ketakutan menggelayutinya. "Aku belum siap kalau nanti gagal lagi, Mba Dita." Source: Pixabay Kemarin saya membaca blog Koko Edward Suhadi. Di salah satu tulisannya, ia menceritakan kegelisahan hati istrinya yang menangis karena program untuk memiliki anak kembali gagal.  Tulisan blognya ada di tautan ini . Siapa yang tidak sedih jika harapan yang begitu diidamkan belum bisa terwujud.  Namun apa yang ditulis Ko Edward di blognya membuat perspektif baru buat saya. Alih-alih terus meratapi, tulisannya justru membangun hal yang positif. "Dalam hidup, kita tidak akan pernah sampai. Yes, we will never truly arrive!" 

Haruskah Mba Pengasuh Anak Saya Lulus Sekolah (Atau Berpendidikan Tinggi)?

Gambar
Saya tergelitik dengan status seorang teman di Facebook. Ia disindir oleh temannya karena ia hanya menjadi ibu rumah tangga, padahal sudah bergelar sarjana. Teman saya ini pun balas menyindirnya. Intinya, sih, dia bilang "daripada kamu kerja tapi anakmu dititip ke orang yang enggak tamat sekolah." Ya, sebagai ibu yang juga bekerja, saya tentu tergelitik saat membaca statusnya. Tergelitik atau baper, yah.. Hehe... Semoga, sih, sindiran teman saya itu hanya ditujukan untuk teman yang sudah menyindirnya sebelumnya. Namun,  karena statusnya, saya pun langsung berpikir, "mba pengasuh Boo dan Mika lulus sekolah enggak, ya? Dia sekolah sampai tingkat apa, ya?"

Film SING dan Pentingnya Seorang Ibu Meraih Impiannya

Gambar
Saya sukaaaa film ini! Film ini ada di atas ekspektasi saya. Sebelum menonton SING, seperti biasa saya melihat trailer-nya terlebih dahulu, seperti yang saya lakukan pada film-film lainnya yang akan saya tonton di bioskop. Saat melihat trailer film ini, rasanya sih biasa saja. Oke, ini film tentang nyanyi, lagu-lagunya bagus, film animasi dengan karakter berbagai hewan yang sepertinya cocok untuk ditonton Boo. Weekend lalu, kami sekeluarga akhirnya menonton film ini, minus Mika. Sepanjang menonton film ini, ada momen saat saya tertawa dan sangking enggak kuatnya saya sampai mengeluarkan air mata!Hihi... Dan yang bisa membuat saya seemosional itu adalah Rosita!

Stress Saat Anak Sakit? Ikhlaskanlah, Bu....

Gambar
Dear Ibu yang Ada Dibalik Bilik, Pertama-tama saya mau minta maaf dulu. Saya mau tidak mau harus mendengar keluh kesah ibu, rasa kesal, dan marah ibu. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Saya rasanya ingin memejamkan mata, namun telinga ini ternyata tidak mau kompromi untuk beristirahat, malah lebih tertarik untuk mendengar suara ibu.

Kenapa Saya Enggak Suka (Ngikutin) Drama Korea?

Gambar
"Eh ada yang nonton bla bla bla...?"  "Drakor apa, nih, yang lagi happening?"  "Mau dong rekomendasi drakor..."  "Udah nonton episod bla bla bla...?"  Gimana, baca judul blogpost saya ini apakah ada yang merasa senasib? Ditengah-tengah teman yang suka nonton drama korea (drakor), saya jadi seperti hmmm apa ya istilahnya, kambing congek yang enggak ngerti apa-apa... :D 

Enam Tahun Setelah Mama Divonis Kanker Payudara

Gambar
November 2010 Sampai detik ini saya tidak akan pernah melupakan hari itu. Hari dimana ketakutan akan kehilangan seseorang yang dicintai begitu dekat, persis di depan mata. Ketika tiba di rumah sepulangnya dari liputan selama tiga hari, jantung saya seperti enggan berdenyut. Cemas. Takut. Segala perasaan buruk campur jadi satu. Saya melihat begitu banyak alas kaki di depan rumah. Di teras tampak ibu-ibu yang sudah saya kenal. Mereka teman-teman baik Mama. Selepas bersalaman dengan mereka, saya masuk ke dalam dengan perasaan tak karuan.