Cerita Si ASIP

Suatu hari di stasiun sambil menunggu Commuter Line untuk kembali ke rumah, saya bertemu teman SMA. Usia anaknya 4 bulan, sedangkan saya waktu itu masih hamil 8 menuju 9 bulan. Perbincangan kami enggak lepas dari masalah jadi ibu baru, termasuk memberikan ASI untuk anak. Itu jadi rencana saya, kalau bisa syukur-syukur sampai anak umur 2 tahun. "Sampai tetes ASI penghabisan, deh," kata teman saya yang langsung saya amini. 

Menurut saya, perjuangannya untuk memberikan ASI ke anaknya patut saya acungi jempooolll yang banyak. Saat ini, dia sudah memakai jasa kurir ASI. Peras di kantor, langsung dikirim ke rumah melalui jasa kurir tersebut. Banyak yang bilang, ASI selain paling sehat juga hemat. Tapi menurut teman saya, memberikan ASI membuatnya harus ekstra mengeluarkan uang. Kurir ASI enggak murah, kan. Saat bertugas keluar kota ke Bandung, dia menggunakan jasa kurir ASI untuk mengirim ASI ke rumahnya di Depok. 

"Gue baru siapin stok sebulan sebelum kerja. Ada sekitar 50 botol," katanya. 

Glek! Meennn, buat saya itu stok lumayan banyak, ya. Tapi ternyata enggak cukup! Karena cerita teman saya itu, saya bertekad stok ASI sedini mungkin, secepat mungkin, sesegera mungkin setelah anak saya lahir. Sip!

Dua minggu setelah melahirkan, saya mulai menyetok persediaan ASI. Dapat 20-30 ml sekali perah rasanya seneng bukan main. Pagi, siang, malam, ketemu pagi lagi terus memerah. Rasanya kasihan banget breastpump yang saya pakai harus kerja rodi. :))

Sedikit demi sedikit, digabung-gabung hasil perahan yang di bawah 24 jam, akhirnya sampai saya bisa mengumpulkan 140-an botol ukuran 60-120 ml. Diambil sekitar 20 botol untuk latihan minum ASIP sejak dari umur 2 bulan, jadilah sehari sebelum masuk kerja ada 120-an botol ASIP di freezer.  

Harta karuuuun! :))


Ada statement yang bilang "menyusuilah dengan keras kepala." Saya juga mau bilang "siapkanlah stok ASI dengan keras kepala." Kalau saya lebih keras kepala lagi daripada ini, stok ASI ini pasti akan jauuuuhh lebih banyak. Serius! Kadang saya lagi pengen santai, breastpump belum dicuci, enggak ngerti perah pakai tangan, daaan sebagainyaaa. Itu bermacam kendala dan tantangan yang sebenarnya bisa saya atasi dan membuat stok lebih banyak lagi. ;)


Beberapa orang yang tahu hal ini bilang kalau stok ASI saya banyaaak. Iya banyak, tapi tetap saya suka merasa was-was juga. Cukup enggak, ya? Saat ini anak saya, Boo, sudah 4,5 bulan. Boo bisa menghabiskan 6-7 botol selama saya kerja seharian. Sedangkan, saya sehari di kantor menghasilkan 3-4 botol. Enggak kebayang kalau saya enggak mempersiapkan stok sedini mungkin setelah Boo lahir.

Sekarang setiap saya buka freezer, saya selalu membatin "semoga cukup... semoga cukup... bismillah." :))


Komentar

Postingan populer dari blog ini

domba kapas

Griya Sastrowardoyo

Pasar Beringharjo