Tempat ini bisa jadi alternatif bagi Anda yang sedang mencari tempat bermalam di Kota Jogjakarta. Kalau bosan menginap di hotel, enggak ada salahnya mencoba Guest House Sastrowardoyo ini. Mungkin ada pertanyaan, apa hubungan tempat ini dengan Dian Sastrowardoyo (Dian Sastro). Ya, rumah ini aslinya memang rumah eyang buyut Dian Sastro yang sekarang dialihfungsikan menjadi penginapan. Nama anak-anak keturunan Sastrowardoyo terpampang di teras rumah. Foto-foto keluarga besar Sastrowardoyo pun menghiasi tembok dan meja di ruang keluarga. Terdapat delapan kamar penginapan di dalam rumah utama dan bangunan di luar rumah. Tempat yang bersih dan nyaman ini pun mematok harga yang enggak mahal, yaitu sekitar Rp125.000,- s/d Rp175.000,- per malam. Kamar yang saya tempati saat menginap semalam di Griya Sastrowardoyo dilengkapi double bed, kamar mandi, AC, tv, dan meja makan. Oya, breakfast yang disediakan pengelola juga sangat Jogja sekali. Yap, apalagi...
"Eh ada yang nonton bla bla bla...?" "Drakor apa, nih, yang lagi happening?" "Mau dong rekomendasi drakor..." "Udah nonton episod bla bla bla...?" Gimana, baca judul blogpost saya ini apakah ada yang merasa senasib? Ditengah-tengah teman yang suka nonton drama korea (drakor), saya jadi seperti hmmm apa ya istilahnya, kambing congek yang enggak ngerti apa-apa... :D
Siang itu seorang tetangga menceritakan kisahnya pada saya. Ia sudah 10 tahun menikah dan belum dikaruniai seorang anak. Hatinya gelisah. Sudah mencoba beberapa cara tapi belum membuahkan hasil. Mentalnya masih diuji dan ketakutan menggelayutinya. "Aku belum siap kalau nanti gagal lagi, Mba Dita." Source: Pixabay Kemarin saya membaca blog Koko Edward Suhadi. Di salah satu tulisannya, ia menceritakan kegelisahan hati istrinya yang menangis karena program untuk memiliki anak kembali gagal. Tulisan blognya ada di tautan ini . Siapa yang tidak sedih jika harapan yang begitu diidamkan belum bisa terwujud. Namun apa yang ditulis Ko Edward di blognya membuat perspektif baru buat saya. Alih-alih terus meratapi, tulisannya justru membangun hal yang positif. "Dalam hidup, kita tidak akan pernah sampai. Yes, we will never truly arrive!"
Komentar
Posting Komentar